peristiwa menuju nkemerdekaan
Setiap tanggal 17 Agustus seluruh rakyat Indonesia  selalu menyambut hari kemerdekaan Indonesia dengan antusias dan penuh  semangat, karena momentum yang bersejarah ini tidak bisa dipisahkan dari  tokoh nasional yang memproklamirkan teks proklamasi dihadapan ratusan  rakyat Indonesia, mereka adalah “Soekarno-Hatta”. Ketika di  proklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ini  merupakan tonggak baru sejarah kehidupan rakyat Indonesia untuk  membangun sebuah peradaban baru  yang lepas dari intervensi Negara  Kolonial. Proklamasi kemerdekaan Indonesia laksana fajar menyingsing  menyinarkan cahaya kehidupan baru di bumi persada nusantara. Seluruh  lapisan masyarakat bangsa Indonesia di segenap pelosok tanah air,  menyambutnya dengan rasa syukur, rasa haru, dan suka cita tiada  terhingga. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan  didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang  bebas, rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Sejarah  membuktikan pula bahwa kekuatan rakyat dan pejuang menjadi kekuatan yang  ampuh untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Oleh karena itu,  peristiwa penting ini merupakan simbol kekuatan bersenjata bersama-sama  rakyat pejuang bahu-membahu berhasil memproklamasikan kemerdekaan  Indonesia.
Menuju Proklamai Kemerdekaan RI
Perkembangan  politik dan ekonomi yang terjadi di Jepang selalu diikuti dengan cermat  oleh kelompok intelektual nasionalis Indonesia. Mereka merupakan  pemimpin nasional yang mempelopori perjuangan untuk kemerdekaan  Indonesia. Di antara mereka ada yang sengaja datang dan belajar atau  berkunjung ke Jepang, untuk mengenal lebih dekat proses berakarnya  nasionalisme Jepang dalam masyarakat luas. Sebenarnya kaum intelektual  indonesia sudah banyak yang dipengaruhi oleh berkembangnya pemikiran  nasionalisme di Eropa yang menentang kolonialisme dan imperialisme.  Tokoh-tokoh intelektual Indonesia pada tahun 1930an seperti Soekarno dan  Hatta mempunyai sikap dan pandangan bahwa republik ini harus merdeka  dari penjajahan. Didukinya wilayah indonesia oleh Jepang selama empat  tahun ini ketika terjadi perang pasifik yang disadari oleh tokoh-tokoh  pejuang Indonesia apakah kita melawan kependudukan jepang atau  memerdekan Republik ini dan ketika Jepang sudah diambang kekalah oleh  sekutu keadaan ini dijadikan momentum bagi para tokoh-tokoh pejuang kita  untuk segera memerdekan diri untuk menjadi negara yang berdaulat.  Berita tentang menyerahnya Jepang kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus  1945 diperoleh melalui pemberitaan radio yang kemudian disampaikan  kepada para tokoh-tokoh nasionalis Indonesia. Kemerdekaan yang dimiliki  Indonesia jelas-jelas bukan sebagai hadiah dari pemerintahan Jepang  tetapi justru melalui perjuangan yang sangat panjang sejak penjajahan  Belanda dan kehadiran Jepang di Indonesia berikut kekalahannya dari  sekutu ini merupakan salah satu faktor yang mempercepat proses  kemerdekaan Indonesia.
Apakah kita sudah merdeka sepenuhnya?
Memang  secara fisik kita sudah merdeka dari penjajah, tetapi kita harus banyak  belajar dan menyadari bahwa sebenarnya kita belum merdeka secara total,  karena penjajahan di era sekarang ini bukan lagi penjajahan dalam  bentuk fisik tetapi kita dijajah dalam bentuk nonfisik. Negara kita yang  kaya akan Sumber Daya Alamnya sekarang banyak dikuasai dan  dieksploitasi oleh pihak asing dan ini membuktikan bahwa sebenarnya  negeri ini belum sungguh-sungguh merdeka, kita lihat kemiskinan  dimana-mana sehingga rakyat menjerit setiap hari, mahalnya biaya  pendidikan, pembangunan nasional yang terhambat, angka pengangguran yang  terus meningkat, krisis ekonomi yang masih terus menghantui kita, dan  utang luar negeri yang belum juga terselesaikan, ditambah lagi baru-baru  ini kita di guncang isu terorisme dan, apakah ini yang dinamakan M E R D  E K A?. Secara politik kita belum berdaulat sepenuhnya, ini terlihat  dari kebijakan pemerintah yang sepenuhnya belum berpihak kepada rakyat  dan betapa seringnya kita belum berani mengambil sikap politik yang  cenderung dipengaruhi oleh hegemoni barat dan secara martabat dimata  internasional kita belum sepenuhnya diperhitungkan dalam mempengaruhi  kebijakan internasional, dan bentuk lain dari penjajahan yang kita  rasakan adalah penjajahan dalam bentuk wacana dan opini, para penjajah  semaksimal mungkin melanggengkan misi mereka dengan kendaraan  kapitalisme global untuk menguasai dunia dengan isu yang sangat variatif  dan tersistematis diantaranya adalah isu HAM, Demokrasi, Perdagangan  Bebas, Jender dll, dan semaksimal mungkin memainka isu tersebut dengan  sangat terhiden. Disamping itu semua yang paling ironis adalah pada saat  sekarang ini kita dijajah dalam bentuk budaya yang mana budaya  hidonisme dan materealistis telah merasuki sendi budaya kita dan ini  sudah menjadi gaya hidup bagi generasi muda kita sekarang, sementara  kita ketahui bahwa budaya kita penuh dengan aturan nilai-nilai dan  norma-norma yang ada dan menjunjung tinggi kebenaran.
Melanjutkan  Kemerdekaan
Pada momentum memperingati hari proklamasi yang ke  64, inilah saatnya kita harus melanjutkan perjuangan para pejuang kita  terdahulu yang telah memproklamirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia  karena penjajahan yang kita hadapi tidak sama dengan penjajahan yang  telah dihadapi oleh para pendahulu kita. Sekarang kita telah dijajah  melalui bentuk yang tidak kelihatan seperti politik, ekonomi, dan budaya  dan seyogiyanya segera mungkin harus dibebaskan dari intervensi dan  hegemoni bangsa lain sehingga kita benar-benar menjadi bangsa yang  merdeka dan berdaulat, saya mau mengutip apa yang disampaikan oleh Bung  Hatta ”lebih baik kita tenggelam dalam dasar lautan yang dalam dari pada  kita menjadi embel-embel bang asing (Hatta) dari pernyataan Hatta ini  tergambar bahwa sebenarnya kita harus benar-benar berdaulat dan merdeka  secara ekonomi dan politik tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga  merdeka dalam bentuk nonfisik, sehingga kedepan akan hadir  pemimpin-pemimpin yang visioner dan progresif  pemimpin yang bisa  melihat gambaran masa depan untuk dan cita-cita yang diinginkan sehingga  mampu mengarahkan rakyat untuk menggali potensi yang ada dan lebih  bermartabat dimata bangsa lain dan juga untuk membawa kita keluar dari  krisis bangsa menuju perubahan yang lebih cepat lebih baik.
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar