SOSIALISASI DAN KEPRIBADIAN
IV SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN Standar Kompetensi :   Menerapkan nilai dan norma dalam proses pembentukan Kepribadian   Kompetensi Dasar : Siswa mampu menjelaskan sosialisasi sebagai proses   dalam pembentukan kepraibadian Materi selayang pandang Sosialisasi   adalah sebuah proses mempelajari dan menghayati norma serta perilaku   yang selaras dengan peran peran social yang berlaku dalam suatu   masyarakat. Proses sosialisasi adalah proses penyesuaian diri atau   adaptasi seseorang terhadap masyarakat atau kehidupan kelompok tempat ia   bergaul dalam kehidupannya. Kepribadian adalah keseluruhan perilaku   dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang   berinteraksi dengan serangkaian situasi. Faktor factor pembentuk   kepribadian : 1. Warisan biologis 2. lingkungan fisik 3. kebudayaan 4.   pengalaman kelompok 5. pengalaman unik Sejumlah manusia dalam suatu   masyarakat memiliki pola interaksi yang khas yang disebut kebudayaan,   sedangkan kepribadian diwujudkan dalam diri individu dan kelakuan nya.   Digambarkan oleh Soekanto, individu dan kepribadian sebagaimana   masyarakat dan kebudayaan. Dengan demiki an kepribadian, masyarakat, dan   kebudayaan memiliki hub ungan yang sangat erat satu dengan lainnya.   Macam macam kepribadian : 1. kepribadian individu 2. kepribadian umum 3.   kepribadian barat dan kepribadian timur Terdapat beberapa kebudayaan   khusus yang mempengaruhi Kepribadian : 1. kebudayaan khusus atas dasar   faktor kedaerahan 2. kebudayaan khusus atas dasar kelas sosial 3.   kebudayaan khusus atas dasar agama 4. kebudaayaan khusus atas dasar   profesi. — Be your self—n INFO SOSIAL SOSIALISASI ANAK DARI KELUARGA   GOLONGAN PEGAWAI TINGGI DISEBUAH KOTA DI INDONESIA. Sejak dilahirkan   seorang bayi mungil itu sudah menghadapi beberapa individu. Ia menge nal   mengenal lingkungan masyarakat kecil, yang terdiri atas ibu, seorang   juru rawat, neneknya dan kakeknya. Dalam kontak dengan ke empat orang   tadi,ia memperoleh perlakuan mereka dengan perhatian, kas sayang dan   cinta. Maka, dimulaiah belajar kebiasaan pertama, yaitu makan dan tidur   pada saat saat yang teratur. Disamping memperoleh perlakuan dan   perhatian kasih sayang dari ibunya, ia juga mendapatkan perhatian dari   kakak kakaknya Perhatian juga datang dari beberapa saudara tua lain yang   kebetulan menumpang pada orang tuanya, juga dari beberapawanita   pembantu rumah tangga, yang mempunyai tugas khusus. Ketika memasuki   tahun tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, dengan susah payah   dan disertai banyak konflik, ia harus menyesuaikan segalakeinginan   dirinya dengan orang orang tersebut. Interaksi dengan lingkungan   sosialnya menjadi lebih intensif, manakala ia mengembangkan bahasanya,   sehingga ia dapat mencurahkan isi hatinya dengan lebih jelas. Memasuki   masa kanak kanak, ia juga diperkenalkan kepada paman daan bibinya ,dan   ke pada para tetangga kenalan ayah dan ibu.nya. Ia juga mulai bermain   dengan anak anak tetangga di halaman rumah.Dalam masa itulah ia mulai   belajar mengenal berbagai peranan sosial. Kakak kakak dan teman temanya   yang lebih tua acapkali dimenangkan dan mempunyai hak lebih banyak.   Sering kali ia dipaksa untuk mengikuti kemajuan orang lain dengan   berbagai ancaman yang mereka berikan. Memasuki masa sekolah,ia mulai   mengenal arti dari perbedaan perbedaan antara jenis kelamin yang lazim   dalam masyarakatnya. Jika hasrat cinta tumbuh pada masa remaja, ia harus   belajar menyesuaikan diri dengan aturan kebudayaan dan adata istiadat   yang terdapat dalammayarakatnya. Demikianlah, dalam proses selanjutnya   terdapat aturan aturan yang berpengaruh pada semua individu dalam  setiap  lingkungan sosialnya. ( prof. Dr. Koenjaraningrat
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar