Ayah Aristoteles adalah Nikomakhos, seorang tabib yang tinggal di
dekat Makedonia, di Yunani utara. Jadi tak seperti Sokrates dan Plato,
Aristoteles tidak berasal dari Athena. Dia juga tak berasal dari
keluarga kaya seperti halnya Plato, meskipun ayahnya juga bukanlah orang
miskin.
Semasa muda, sekitar tahun 350 SM, Aristoteles belajar di Akademi
Plato. Plato sendiri saat itu sydah sangat tua. Aristoteles belajar
dengan baik di Akademi, namun dia tidak pernah menjadi salah satu
pemimpinnya, dan ketika Plato meninggal, para peimpinnya memilih orang
lain alih-alih Aristoteles untuk memimpin Akademi. Kemungkinan
Aristoteles merasa kesal akibat tak terpilih.
Tidak lama setelah itu, Aristoteles meninggalkan Athena dan pergi ke
Makedonia dan menjadi tutor bagi pangeran muda Aleksander, yang kelak
akan menjadi Aleksander Agung. Sejauh yang diketahui, Aleksander tidak
terlalu tertarik pada pembelajaran dengan Aristoteles, namun mereka
tetap berkawan baik. Setelah Aleksander tumbuh dewasa dan menjadi raja,
Aristoteles kembali ke Athena dan membuka sekolahnya sendiri di sana,
yang dsiebut Lykeum, yang menjadi saingan Akademi Plato. Kedua sekolah
itu sukses selama ratusan tahun.
Aristoteles lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan daripada Sokrates
ataupun Plato, mungkin karena ayahnya adalah seorang tabib. Dia ingin
menggunakan metode logika Plato untuk mengetahui bagaimana dunia
berjalan; oleh karena itu Aristoteles dianggap sebagai bapak metode
ilmiah. Aristoteles secara khusus tertarik pada biologi, dalam
pengelompokkan tanaman dan hewan dengan cara yang masuk akal. Ini memang
ciri khas kebudayaan Yunani, yang selalu ingin mengubah
ketidakteraturan menjadi keberaturan, menerapkan keberaturan buatan
manusia ke dalam dunia alami yang kacau.
Ketika Aleksander menjelajahi Asia Barat, dia dan para pembawa
pesannya mengambil tanaman-tanaman aneh untuk dipelajari oleh
Aristoteles. Aristoteles juga berusaha membuat keberaturan dalam
pemerintahan. Dia menciptakan sistem klasifikasi monarki, oligarki,
tirani, demokrasi dan republik, yang masih dipakai hingga sekarang.
Ketika Aleksander meninggal pada tahun 323 SM, terjadi pemberontakan
terhadap Makedonia di Athena. Orang Athena menuduh Aristoteles memihak
Makedoni (kemungkina nmemang benar adanya; dia jelas, seperti halnya
Plato, bukanlah seorang demokrat). Dia dengan cepat meninggalkan Athena
dan menghabiskan sisa hidupnya di daerah Yunani utara lagi, di tempat
kelahirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar